Laman

Rabu, 06 November 2024

Potongan Kain yang Membawa Mimpi Pak Warto ke Tanah Suci

Tumpukan kain terletak di sudut meja. Perca-perca beraneka warna terserak di sudut yang lain. Sementara tangan terampil itu asyik menggunting kain. Wajahnya serius menggunting satu persatu kain sesuai polanya.

Tangannya berhenti menggunting saat aku masuk dan mengucap salam. Selembar kain kubawa untuk kujahitkan di beliau. Namanya Pak Warto Sidiq,  penjahit di kampung atas komplekku. Sudah bertahun-tahun aku langganan menjahit di Pak Warto. Biasanya aku sering mengobrol dengan beliau.

Kali ini aku tertarik dengan kisahnya mendaftar haji. Yaa...Pak Warto memang telah mendaftar haji sejak tahun 2017 yang lalu. Semangatnya untuk mendaftar haji sangat besar. Rupiah demi rupiah beliau kumpulkan untuk bisa mendaftar haji. Tentu saja perlu bertahun-tahun buat Pak Warto sampai terkumpul 25 juta rupiah.

Pergi ke Baitullah adalah cita-citanya selama ini. Meski penghasilannya sebagai seorang tukang jahit tidak banyak, namun semangatnya untuk menabung haji patut diacungi jempol. Menjahit,  memotong dan mengobras dilakukannya dengan semangat dan tak kenal lelah demi mewujudkan cita-citanya. Terkadang lembur menyelesaikan jahitan pelanggan harus dilakukannya untuk mewujudkan mimpinya.


Tidak banyak orang yang mempunyai tekad seperti beliau. Dengan penghasilan yang tidak menentu seperti karyawan yang menerima gaji setiap bulan, namun beliau mau menyisihkan rupiah demi rupiah pendapatannya untuk menabung di tabungan haji.

" Saya sadar bu, kalau berangkat haji itu butuh uang yang banyak. Pun butuh tenaga yang masih kuat. Oleh karena itu saya menabung sejak lama, mengesampingkan keinginan lain agar uangnya bisa terkumpul selagi saya belum tua bu, apalagi kan saya bukan pegawai yang punya gaji setiap bulan," tuturnya.

Meski tahun berangkat masih diatas 10 tahun lagi, namun Pak Warto bahagia. Mimpinya untuk segera menginjakkan kaki di tanah suci sudah di depan mata.  " Alhamdulilah sudah dapat porsi dari tahun 2017. Antriannya belum sepanjang sekarang bu," katanya.

Saat ini usianya 53 tahun. Pak Warto terlihat lebih muda dari usianya.  Tampaknya kulitnya yang putih membuat usianya tampak lebih muda beberapa tahun dari usia sebenarnya.  Banyak yang menyangka Pak Warto asli Padang atau Palembang karena kulit putihnya. Awalnya aku juga berpikiran hal yang sama. Padahal Pak Warto penjahit asli Cilacap yang telah berpuluh tahun merantau ke Jakarta sejak muda.


Yang bikin salut lagi adalah setelah Pak Warto mendaftar haji dan dapat satu porsi di tahun 2017  dia mulai menabung dari awal lagi untuk mendaftarkan istrinya naik haji. Jangan bayangkan Pak Warto tukang jahit butik ya, atau tukang jahit dengan beberapa pegawai. Pak Warto bukan penjahit butik, tidak mempunyai pegawai juga. Hanya tukang jahit sederhana di kampung dekat komplekku yang punya tekad kuat untuk berhaji. 

Jadi siapa bilang tukang jahit tidak bisa haji? Pak Warto adalah salah satu contoh bahwa semua orang bisa haji. 

Selain Pak Warto salah satu kisah inspiratif lainnya adalah cerita Ibu  Maemunah. Ibu Maemunah seorang guru ngaji di Jatimakmur adalah bukti bahwa keinginan berhaji tidak mengenal usia. Meski usianya sekarang sudah 55 tahun,  namun keinginan untuk menginjakkan kaki di tanah suci begitu kuat.

Wajahnya tersenyum setiap beliau menerima bisyaroh dari jerih payahnya mengajar ngaji. Beberapa lembar uang tersebut langsung beliau sisihkan di tabungan haji miliknya. Meski masih jauh dari 25 juta untuk mendapatkan satu porsi, namun rupiah demi rupiah yang beliau kumpulkan bukti bahwa beliau ingin berhaji. Tidak peduli kapan 25 juta terkumpul dan di usia berapa beliau bisa berangkat,  namun semangatnya menginspirasi kita semua. 

Kisah Pak Warto dan Ibu Maemunah adalah secuil dari banyak kisah perjuangan perjalanan seseorang dalam menggapai cita-citanya berhaji. Berhaji dan mendaftar haji bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.  Semua bisa terjadi atas kehendakNya tergantung seberapa kuat keinginan kita. Semoga kisah Pak Warto dan Ibu Maemunah bisa menginspirasi kita bahwa semua orang bisa berhaji. Tidak harus kaya, tidak harus mempunyai gaji setiap bulan, namun keinginan yang kuat adalah kuncinya.

Dengan adanya BPKH, Badan Pengelola Keuangan Haji, biaya haji menjadi lebih terjangkau karena adanya nilai manfaat yang diberikan untuk meringankan biaya haji yang ditanggung oleh jamaah sehingga nantinya ada banyak Pak Warto, Pak Warto lain yang tidak takut untuk mendaftar haji.


23 komentar:

  1. Ada niat, ada usaha Insya Allah ada jalan untuk ke tanah suci ya mbak seperti yang dilakukan Pak Warto ini. Dari usahanya sebagai penjahit Insya Allah bisa mewujudkan impuannya bertamu ke rumah Allah. Malukalau sampai tidak terinspirasi rasanya

    BalasHapus
  2. Semoga kringinan pak Warto dan ibu Maemunah untuk berangkat haji segera terkabul. Dan semoga beliau2 diberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran. Aamiin.

    BalasHapus
  3. Masya Allah dari serpihan2 kain perca di tangan kreatif Pak Warto bisa menghasikan sesuatu yang bernilai yang juga jadi jalan untuk pergi ke Tanah Suci, inspiratif bgt

    BalasHapus
  4. Masya Allah, impian menjadi tamu Allah bisa banget dari mana pun termasuk dari potongan kain ya. Semoga kita semua dipantaskan juga untuk bisa menjadi tamu Allah. Keren banget Pak Warto menginspirasi:)

    BalasHapus
  5. Masha Allah, pak Watro keren dan inspiratif sekali. Niat yang kuat disertai usaha dan ketekunan. Memudahkan jalan pak Warto😇.
    Sebuah proses penuh perjuangan, kerja keras serta keihklasan terpancar di raut wajah si bapak. The best, moga makin banyak warga Indonesia yang dimampukan buat berhaji.

    BalasHapus
  6. masyaallah cerita-cerita seperti ini membuat kagum luarbiasa akan motivasi dan semangat Pak Watro dan memang Allah undang Pak Watro untuk datang berhaji.

    BalasHapus
  7. Masyaallah, kalau Allah sudah memanggil tiada yang tidak mungkin, dan aku yakin ini. Makanya banyak duit dan harta tidak menjamin orang bisa pergi haji jika Allah belum memanggil. Alhamdullilah ya biaya Haji jadi lebih terjangkau, Barokallah Pak Watro

    BalasHapus
  8. Semoga akan semakin banyak pak Warto dan bu Maemunah lainnya yang bisa berhaji dengan bantuan dari BPKH. Merasa kagum & terinspirasi sekali dengan semangat pak Warto & bu Maemunah untuk bisa berhaji. Semoga bisa tercapai yaah

    BalasHapus
  9. Adanya tekad kuat dan keyakinan dengan menabung, inshaAllah ada jalan menuju baitullah. Semoga kita semua yang ingin beribadah haji/umroh dapat kemudahan jalannya, aamiin

    BalasHapus
  10. Ah, inspiratif sekali kisah pak Warto ini
    Memang berhaji itu harus diusahakan dgn sebaik-baiknya ya mbak

    BalasHapus
  11. Bacanya kaya kesindir sendiri. Jadi berniat sekali untuk ke tanah suci. Hebat banget niat dan ikhtiarnya Masya Allah

    BalasHapus
  12. memang ada banyak cerita ya mbak tentang orang-orang yang kalau dinalar ekonominya mungkin tidak akan bisa naik haji. tapi memang sesuai namanya ibadah haji itu panggilan Allah dan Allah yang membukakan jalan bagi umat yang dipanggilnya untuk berhaji

    BalasHapus
  13. Setuju ...keinginan yang kuat adalah kunci agar bisa beribadah haji ke Tanah Suci. Kisah inspiratif Pak Warto dan Bu Maemunah sungguh menginspirasi apalagi ada BPKH, Badan Pengelola Keuangan Haji, yang membuat biaya haji menjadi lebih terjangkau

    BalasHapus
  14. Masya Allah, Pak Warto adalah salah satu bukti bahwa tidak ada yang mustahil untuk ke Baitullah, siapapun itu. Dulu waktu masih bekerja di Bank, sering input data nasabah ke Siskohat, calon-calon Jama'ah Haji yang latar belakangnya beragam seperti abang becak, Guru Honorer, termasuk Penjaga Mesjid yang tiba-tiba diberangkatkan Haji oleh seseorang yang baik hati. Tidak perlu kaya, hanya perlu izin dan undanganNya.

    BalasHapus
  15. Masyaallah kisahnya Pak Warto dan Bu Maemunah yang bisa berhaji, ini membuktikan usaha, kerja keras, tulus, ikhlas membuahkan hasil. Dari pekerjaan yang berkah, meski bukan berhaji tetap nyatanya bisa dipanggil Allah untuk datang ke tanah suci. Terima kasih sudah berbagi cerita inspiratif ini Mba

    BalasHapus
  16. Ya Allah jadi malu dengan perjuangan keduanya, gigih banget menabung agar bisa beribadah di Tanah Suci semoga dimudahkan Allah ya aamiin, aku juga pengen nabung lebih serius lagi..

    BalasHapus
  17. MashaAllaa~
    Semoga azam menunaikan ibadah Haji ini dimudahkan seperti kekuatan doa dan ikhtiar dari kisah Kisah Pak Warto dan Ibu Maemunah yang menginspirasi.
    Benar adanya kalau pergi berhaji bagi yang mampu. Dan semoga Allah mampukan seluruh hambaNya ke Baitullah. Aammiin~

    BalasHapus
  18. Wah keren banget ya perjuangannya tentunya dengan banyak mengerem keinginan ternyata bisa menabung untuk naik haji kisah ini sangat menginspirasi

    BalasHapus
  19. Semoga kita semua dimampukan untuk pergi ke Baitullah untuk berhaji aamiin. Kudu optimis bahwa Allah akan memanggil segera ya mbak.
    BTW BPKH ini badan pemerintah atau swasta atau bagian dari bank tertentu mbak?
    Terjangkau ini maksudnya ada nilai manfaat buat bantuin bisa segera daftar utk mendapatkan porsi haji kah?

    BalasHapus
  20. Yakin ... Allah akan memampukan kita untuk mendaftar haji. Apapun profesinya, bismillah bisa. Semoga Pak Warto cepat dapat kuota haji ya, bisa dipercepat atas izin Allah.

    BalasHapus
  21. Masya Allah, aku tersentil sekali membaca kisah ini. Apalah aku.. duh malu jadinya.
    Kalau ada niat yang kuat dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh, Insyaa Allah bisa ya berhaji. Aamiin.

    BalasHapus
  22. MasyaAllaaahhh ini jadi pengingatku juga Mak kalau udah ada keinginan mulia, apalagi terkait memenuhi perintah agama, InsyaAllah akan ada jalan ya Maak

    BalasHapus
  23. Membaca artikel ini jadi berasa kayak tertampar deh. Ngapain ya dulu waktu masih aktif bekerja tidak kepikiran untuk rutin menyisihkan dana untuk naik haji. Siapa tau kan ya jika sejak muda sudah memupuk niat dan menabung, berangkat hajinya bisa lebih cepat Insya Allah

    BalasHapus