Perjalanan scrolling instagram membawaku pada sebuah akun bernama Muncar Moncer. Sejenak aku terpaku. Sungguh aku terpaku dengan keindahan yang ditampilkan di instagram Muncar Moncer. Sebagai penyuka pegunungan dan semua yang berbau hijau, aku takjub dengan keindahan alam Muncar yang terpampang di layar handphoneku.
Masya Allah indah sekali. Selanjutnya aku berusaha mencari tahu tentang Desa Muncar yang ternyata adalah salah satu DSA atau Desa Sejahtera Astra di Kabupaten Temanggung. Tak lupa aku mencari sosok di balik desa yang membuatku takjub.
Ramah sekali , itu adalah kesan pertama saat aku menghubungi lewat telepon sosok bernama Achmad Sofiyudin atau biasa dikenal dengan Mas Sofi. Di tengah banyak nara sumber yang susah dihubungi, Mas Sofi ini malah menawarkan diri kapan kami bisa bertemu. Berhubung aku tinggal di Bekasi, jadi wawancara dilakukan melalui telepon. Obrolan mengalir lancar. Apalagi saat mengetahui aku berasal dari kota di sebelah kota Temanggung. Obrolan berlangsung enak dan santai dengan logat temanggungan ala Mas Sofi.
Pemuda kelahiran 2 Juli 1995 ini lahir dari keluarga santri yang taat di salah satu desa di Temanggung. Orang tuanya memberi nama Achmad Sofiyudin artinya sang pemimpin dan sang penegak barisan beragama yang terpuji. Berharap Mas Sofi menjadi pemimpin yang terpuji seperti namanya.
Kecerdasannya sudah terlihat saat TK. Umurnya belum masuk untuk sekolah TK karena baru 3 tahunan, tapi ternyata bisa mengikuti pelajaran. Menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di kota Temanggung. Ada yang menggelitik hatinya saat dia menempuh SMA favorit dengan label sekolah bertaraf internasional di kota. Di SMA ini fasilitasnya sungguh lengkap. Dari berbagai laboratorium sampai komputer untuk para siswa. Sungguh ironis, berbanding terbalik dengan SMPnya yang hanya mempunyai satu komputer untuk 200 siswa dan harus bergantian jika ingin memakainya. Dari sana jiwa sosialnya menjerit. Mas Sofi ingin suatu saat nanti anak-anak yang berada di perbatasan mempunyai kesempatan dengan anak-anak kota terutama dalam fasilitas pendidikan.
Salut dan aku acungin empat jempol. Itu yang kurasakan saat mengobrol dengan Mas Sofi. Tidak banyak pemuda yang mempunyai semangat juang yang tinggi dan menjadi pemerhati desa. Mas Sofi ini sudah mempunyai rasa memiliki dan kecintaan yang mendalam terhadap desa-desa tertinggal sejak masih SMA. Bahkan sempat mendirikan Sofi Foundation saat SMA yang concern dengan desa-desa terpecil.
Meski hanya melalui sambungan telepon aku bisa melihat kalau sosok mas Sofi adalah cerdas dan bersemangat. Suaranya sangat bersemangat saat dia menjelaskan tentang Desa Muncar yang kini terkenal dengan Muncar Moncer. Iya....Mas Sofi adalah sosok penting dibalik Desa Muncar yang sekarang makin moncer.
Mas Sofi melanjutkan pendidikannya di UNS jurusan administrasi negara atau fisipol dengan beasiswa. Seorang mahasiswa yang aktif, energik dan pantang menyerah. Terbukti sembari berkuliah dia aktif mengajar TPQ di sore hari. Selain berjualan susu kedelai setiap pagi, Mas Sofi juga berjualan pisang aroma selama 2,5 tahun.
dok. Mas Sofi |
Sosok mahasiswa cerdas yang lulus cumlaude dari almamaternya ini tidak saja pintar berwirausaha, namun juga cerdas secara akademis. Terbukti tahun 2016 di semester 6, Mas Sofi ikut konferensi internasional di Cina bersama para akademisi dari UNS. Jurnalnya tentang nasib para petani tembakau di Temanggung bisa go internasional. Mas Sofi juga mengambil gelar master untuk pendidikannya. Sayangnya sampai saat ini belum selesai thesisnya.
Siapa sangka KKN di Desa Gedong Pass di lereng Merbabu adalah titik balik yang merubah hidupnya. Dari seorang mahasiswa biasa menjadi salah satu tokoh inspiratif yang namanya patut diperhitungkan di Indonesia. Saat selesai KKN, mahasiswa lain memilih kembali ke kampus, Mas Sofi memilih melanjutkan pendampingannya di desa Gedong, lebih dari satu tahun. Kecintaannya yang begitu besar pada desa yang membuatnya ingin mendampingi Desa Gedong menjadi salah satu desa ekowisata. Tak jarang Mas Sofi harus merogoh kocek pribadinya dari menjual kayu sengon milik orang tuanya untuk kegiatan di desa Gedong.
Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Dalam kurun waktu tujuh bulan saja, tak kurang 5000-7000 an wisatawan datang ke Gedong Pass. Sebuah keberhasilan dari jerih payah Mas Sofi. Pada tahun 2017 Mas Sofi memperoleh anugerah Satu Indonesia Awards dari Astra kategori lingkungan melalui jurnalnya tentang "Pengembangan Ekowisata Gedong Pass Berbasis Masyarakat dan Komunitas Menuju Destinasi Unggulan sebagai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)".
Awal Perjalanan Sang Ksatria di Desa Muncar
Selepas lulus kuliah Mas Sofi kembali ke Temanggung. Kecintaanya kepada desa membawanya pulang kampung dan tidak melamar pekerjaan ke kota seperti teman-temannya. Idealismenya berkata bahwa dia harus memajukan desa. Pengembaraannya jatuh kepada Desa Muncar. Sebuah desa diantara lembah yang sangat indah dan penuh dengan persawahan. Disini perjuangannya dimulai.
Desa Muncar desa di kecamatan Gemawang yang ada di ujung utara kota Temanggung ini mempunyai delapan dusun dengan luas 984 hektar. Jarak antar dusun kira-kira 4 sampai 5 kilometer. Dengan jarak yang jauh antar dusun, dan tempat terpencil membuat para pemuda bersekolah di kota. Bahkan sejak SMP anak-anak desa Muncar sudah kost . Secara ekonomi sebenarnya desa Muncar ini tidak terlalu tertinggal karena mempunyai komoditas kopi. Jadi banyak anak-anak desa Muncar yang berkuliah. Sayangnya mereka memutuskan untuk tidak kembali ke desa selepas kuliah.
Keindahan Desa Muncar menarik hati Mas Sofi. Di tengah sakitnya karena mengalami sakit di tulang ekor mas Sofi terus berjuang. Di Muncar ini dia harus mulai dari nol. Melihat Muncar dengan kekayaan alamnya yang indah dan komoditi kaya seperti kopi dan cengkeh membuat Mas Sofi bersemangat untuk membangun Desa Muncar.
Kesederhanaan Muncar tergambarkan dengan sulitnya akses perjalanan. Medan yang curam memberi jarak kakunya interaksi antar dusun desa ini. Listrik padam hampir setiap hari. Akses internet? Bahkan untuk akses internet hanya ada satu provider yang bisa menjangkau desa.
Awal perjalanan Achmad Sofiyudin membawa misi memajukan desa bukanlah perkara
mudah. Misinya sering kali dihiraukan dan diacuhkan. Dianggap remeh oleh sebagian
orang. Hal itu tidak menjadikannya mengangkat kedua tangan. Penolakan membuat ia
semakin kokoh dengan segenggam keyakinan. Yakin bahwa niat baik akan berujung indah
dan bermuara pada kesejahteraan.
Menaklukkan jalan di awal perjuangan (dok. Sofi) |
Pada tahun 2018 Mas Sofi menandatangani dokumen sebagai fasilitator Desa Sejahtera Astra. Di sini Astra memberikan bantuan berupa dua mesin roasting. Dari sini Mas Sofi mulai bergerak. Sebagai penghasil kopi sejak jaman dulu, kopi robusta produksi Muncar memiliki kualitas yang bagus. Terbukti dari prasasti VOC 1619 yang berada di bukit Tanggulangsi Desa Muncar, menandakan kalau Muncar adalah daerah bagus penghasil kopi Robusta. Sayangnya cara pemetikan yang salah membuat kopi Robusta dari Muncar ini dihargai rendah.
Dengan sistem pemetikan yang bagus dan tepat satu kilo kopi Robusta dari Muncar bisa dihargai sampai 45 ribu. Bahkan sampai 60 ribu untuk premium. Sebelumnya kopi di Muncar hanya dihargai 19 sampai 25 ribu perkilogram. Usaha Mas Sofi meningkatkan harga kopi melalui pemetikan yang tepat ini tidak berhasil begitu saja. Perlu pendekatan ke berbagai tokoh masyarakat untuk memberikan pelatihan kepada para petani. Jika sebelumnya kopi dipetik hijau sekarang kopi dipetik dalam kondisi merah. Proses panen pun dilakukan sistematis mulai dari petik merah biji kopi, perimbangan, penjemuran, huller, sortasi biji, sampai pengemasan atau penyimpanan.
Penjemuran juga mulai menggunakan sistem para-para. Sistem ini membuat penjemuran tidak langsung dilakukan diatas permukan tanah akan tetapi menggunakan alat seperti rak janjang, sehingga memberikan hasil yang lebih sempurna.
Hal lain yang menjadi permasalahan desa Muncar adalah para pemudanya yang lebih memilih bekerja di kota dan tidak kembali ke desa. Padahal sebenarnya banyak pemuda berpotensi yang bisa diajak bersama-sama memajukan desa. Setelah menunggu tiga tahun dari tahun 2018, akhirnya di tahun 2020 beberapa pemuda yang lulus kuliah ikut kembali ke desa untuk memajukan desa. Melihat desa Muncar yang semakin berkembang mereka menjadi bersemangat untuk memajukan desa bersama-sama.
Kini banyak wisatawan berdatangan. Wisatawan lokal, dari pemerintahan, bahkan luar propinsi dan luar negeri. Mereka datang untuk menikmati hangatnya kopi, panorama alam dan suasana desa yang memberi kenyamanan dengan sensasi kesederhanaan.
Tidak salah jika masyarakat Muncar menyebut Mas Sofi dengan ksatria tanpa mahkota karena perjuangannya yang tulus memajukan desa Muncar patut diacungi jempol.
Muncar yang Semakin Moncer
Mas Sofi berhasil membawa Muncar menjadi semakin moncer. Muncar artinya cahaya atau pesona. Sedangkan dalam bahasa Jawa moncer artinya kejayaan, kesejahteraan, kemakmuran. Kata moncer ini akhirnya dibuat branding menjadi Muncar Moncer. Perpaduan kata yang pas menurutku. Di tahun 2018 desa Muncar membuat tagline "Place of Serenity" yang artinya ingin menunjukkan kalau desa Muncar adalah desa yang nyaman baik dari segi bentang alamnya dan kearifan lokal masyarakatnya.
Untuk lebih mengenalkan kopi Muncar Mas Sofi membuat festival pasca panen. Jadi selain kopi Robusta, masyarakat juga mengenal budaya. Festival Sang Intan Merah Bumi Phala pertama kali diadakan tahun 2019. Festival ini dilaksanakan untuk lebih mengenalkan kopi Robusta dari Muncar.
Selanjutnya Mas Sofi juga membuat Tarung seduh meracik kopi. Menghadirkan para barista yang meracik kopi. Festival yang diberi nama "Fun Brewing V60 Competition" dihadiri oleh para barista se Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menjadi menarik karena biasanya lomba meracik kopi ini diadakan di kafe - kafe ternama. Tapi kali ini diadakan di sebuah desa terpencil di ujung utara Temanggung.
dok. Muncar Moncer |
" Kegiatan ini sekaligus memperkenalkan kualitas kopi Robusta desa Muncar ke dunia luar. Terutama kepada owner coffe, cupper, brewer dan barista. Selain itu kegiatan ini juga bisa menjadi edukasi kepada para pemuda desa bagaimana sebuah event bisa menjadi value dan branding. Bisa menciptakan peluang baru di dunia kopi" , ucap Mas Sofi.
Sebagai anak muda, Mas Sofi tidak membuang tradisi para sesepuh. Justru tradisi ini bisa dikemas dengan bagus sebagai wisata budaya. Contohnya adalah tradisi wiwit. Tradisi Wiwit Kopi atau selamatan memulai panen kopi dilakukan oleh petani sebagai permohonan doa kepada Tuhan YME agar diberi kelancaran dan hasil yang melimpah dari awal sampai akhir musim kopi.
Di bawah bimbingan Mas Sofi , kopi Robusta Muncar tidak hanya menjadi kopi murahan dan hanya didapatkan di Temanggung. Di tangan emas Mas Sofi, kopi Muncar menjadi produk berkualitas. Dikemas dengan kemasan premium dan bisa dibeli di seluruh Indonesia melalui e commerce.
Mas Sofi mendirikan CV Mulyo Migunani. CV ini dibuat untuk menaungi produk-produk dari Desa Muncar. Sebagai seseorang yang sangat mengerti dan paham tentang branding, nama Muncar Moncer pun didaftarkan HAKI nya. Bukan tidak mungkin beberapa orang memanfaatkan nama Muncar Moncer sebagai nama produknya. Kini perjuangannya membuat banyak perubahan. Membuat masyarakat Desa Muncar menjadi lebih maju dan sejahtera.
Kini sudah ada beberapa produk dari Desa Muncar yang bisa dibeli. Selain kopi Robusta ada juga gula aren, keripik talas, keripik pisang, keripik daun kopi dan sebagainya.
Untuk penyuka alam sepertiku datang ke Muncar adalah pilihan yang tepat. Kita disuguhi pemandangan alam yang indah. Dari jembatan sawah, Curug Lawe, Curug Mbelang, sampai jembatan gantung.
Selain memperhatikan keestetikan Mas Sofi juga berpikir tentang produktivitas yang tidak boleh terganggu. Oleh karena itu jembatan sawah dibangun diatas 'galengan' atau pematang sawah. Jadi tidak mengganggu produktivitas padi.
Di tangan generasi muda seperti Mas Sofi yang selalu
berpikir ke depan, Desa Muncar semakin berkembang. Untuk mengenalkan Desa Muncar,
kini ada website, instragam dan bahkan katalog produk Desa Muncar
Sofi dan Bakti untuk Negeri
Jujur butuh beberapa hari untuk menuliskan sosok Mas Sofi ini. Sosoknya terlalu inspiratif menurutku. Jadi sampai bingung memulai dari mana menulisnya. Padahal kami hanya bertemu melalui sambungan telepon. Namun semangatnya, perjuangannya, visi misi yang diembannya sampai terasa ke hati. Jika saja ada beberapa pemuda dengan semangat dan daya juang seperti Mas Sofi pasti akan membuat maju negeri ini.
Mas Sofi dengan semua pencapaiannya tetaplah idealis. Ingin menjadi seseorang yang berbakti dan berguna untuk desa. Padahal tawaran menjadi staff ahli seorang anggota DPR menanti. Tapi Mas Sofi tetaplah Mas Sofi yang punya cita-cita mengentaskan desa tertinggal.
Di tangan Mas Sofi sang fasilitator, DSA Muncar semakin moncer. Siapa sangka desa terpencil yang ada di ujung Temanggung itu kini mendunia. Bentang alam indahnya tidak hanya dinikmati oleh wisatawan dalam negeri. Namun beberapa wisatawan luar negeri menikmati keindahan alamnya. Saat saya bertelepon, Mas Sofi menjelaskan jika beberapa waktu lalu ada wisatawan dari Itali. Satu kata....salut!
Meski telah menjadi desa wisata, namun Mas Sofi tetap ingin mempertahankan keautentikan desanya. Terutama kultur desa yang ramah dan wellcome kepada siapa saja. Itu sebabnya mengapa masuk ke desa Muncar gratis dan tidak dipungut biaya. Mas Sofi tidak ingin semua dikomersilkan.
" Lha kalau masuk ke Muncar tidak dipungut biaya, Mas Sofi dan warga desa dapat uang dari mana mas?", tanyaku.
" Jadi kami memang tidak menarik tiket untuk masuk mbak, tapi kita menyediakan beberapa paket wisata seperti memandikan kerbau, paket mina padi, paket membuat kopi dan paket edukasi untuk anak sekolah. Untuk wisatawan kita juga menyediakan homestay menginap di rumah-rumah warga. Jadi ada pendapatan untuk warga. Untuk toilet kita juga mengandalkan rumah-rumah warga, jadi ada perputaran ekonomi", tuturnya.
Paket edukasi anak SMK ( dok. Mas Sofi) |
Jeep tour ( dok. Mas Sofi) |
Semangat Pemuda untuk Masa Depan Indonesia
Sebagai penggerak di Desa Muncar, Mas Sofi laksana kincir angin. Namun Mas Sofi tidak ingin bergerak sendiri. Perjuangan telah dimulai dan sudah mulai menampakkan hasil. Mas Sofi tidak egois. Dia ingin bersama-sama berjuang di Desa Muncar bersama para pemuda untuk masa depan yang lebih baik.
Butuh waktu lama untuk mengumpulkan para pemuda. Dengan jarak empat sampai lima kilometer antar dusun para pemuda tidak saling kenal. Canggung, itu yang terjadi jika tiba-tiba harus bekerja sama.
Selain itu Mas Sofi meluncurkan program 'Bethari Sri' . Program ini adalah program pemantik permulaan untuk pemuda Muncar dalam pengembalian jati diri sebagai pejuang desanya sendiri.
Program Bethari Sri ( dok. Mas Sofi) |
Bethari Sri adalah tokoh mitologi penjaga wereng atau hama. Dengan program ini diharapkan pemuda menyadari bahwa petani adalah tugas yang mulia. Petani harus bisa bertahan di berbagai kondisi dan menyesuaikan dengan kondisi jaman termasuk menjadi petani yang melek teknologi.
Pemuda Desa Muncar ( dok. Mas Sofi) |
Setelah berhasil menyatukan para pemuda , butuh wadah atau sarana agar para pemuda menuangkan idenya. Dibangunlah Creative Hub secara gotong royong dengan bantuan pendanaan dari Astra. Di Creative Hub ini para pemuda bisa menuangkan gagasan, ide, inovasi, kreativitas dan imajinasi tanpa batas.
creative hub ( dok. Muncar Moncer) |
Creative hub hadir sebagai penghubung lintas generasi dan lintas dusun untuk mencairkan kecanggungan. Pemuda hadir sebagai cahaya yang bisa membuat Desa Muncar semakin Moncer.
Ngobrol dengan sosok inovatif satu ini tidak ada habisnya. Obrolan 1.5 jam harus terhenti karena aku harus menjemput si kecil pulang sekolah. Selanjutnya obrolan diteruskan lewat pesan whats app karena ada beberapa pertanyaan yang ingin kutanyakan.
Jika ada beberapa pemuda yang inovatif, kreatif dan berpikiran maju seperti Mas Sofi maka bisa membuat masa depan negeri ini lebih baik. Akan ada komoditi ekspor dari beberapa kopi yang diekspor. Pun masuknya devisa dari beberapa turis manca negara yang berkunjung ke Desa Muncar.
Tak sabar rasanya pulang kampung, main ke Desa Muncar menikmati bentang alam yang indah dan bertemu sosok cerdas, kreativ dan inovatif seperti Mas Sofi.
Sumber :
1.Wawancara dengan Achmad Sofiyudin
2. Instagram Muncar Moncer
3. Instagram Achmad Sofiyudin
4. Foto-foto pribadi Achmad Sofiyudin
MasyaAllah, hebat sekali Mas Sofi. Beneran aku iri dan salut sama anak muda yang mau kembali ke desa. Padahal dengan prestasinya bisa aja loh dia kerja di luar negeri atau di kota dengan gaji fantastis.
BalasHapusDan sebagai pecinta kopi, aku kudu cobain ah kopi Muncar Moncer Coffe-nya. Semoga suatu hari nanti bisa berkunjung ke Muncar dan bisa ikutan wisata bikin kopi.
Ayo Mbak Ana kapan-kapan ke Muncar. Aku aja belum pernah dan penasaran banget dengan Muncar. Mas Sofi emang hebat mbak. Kalau jempolku 10 kuacungi jempol 10 .
HapusSuka takjub dan salut banget sih dengan orang-orang seperti mas Sofi ini. MasyaAllah ya mau kembali ke desanya dan mengenalkan keindahan serta daya tarik Muncar ke luar. Aku yakin sih hal tersebut gak mudah.
BalasHapusAnw, kalau mau ikutan experiencesnya itu apakah harus rombongan?
Memang perlu perjuangan mbak untuk membuat Muncar seperti sekarang. Hebat ada sosok yang meninggalkan melamar di kota untuk memajukan desa.
HapusKalau mau kesana gak perlu rombongan banyak mbak. Family juga bisa. Ada guest house nya juga kalau mau nginap di sana
Keren banget, Achmad Sofiyudin. Ksatria penggerak yang peduli pada kampung halamanya. Sosok cerdas, kreatif dan inovatif yang lebih pilih memajukan daerah dan masyarakatnya agar maju setara dengan daerah lainnya. Pernah berkunjung dan sesekali lewat Temanggung, memang asri, bersih, nyaman kotanya, kapan-kapan mau singgah ke Desa Muncar saya, icip kopi dan ingin menikmati pesonanya
BalasHapusAwalnya aku juga mengira Muncar ini desa Mas Sofi mbak. Tapi Mas Sofi ini berasal dari desa di Temanggung tapi bukan Muncar. Tapi mengabdikan dirinya untuk Muncar. Makanya orang sana menyebut Mas Sofi ksatria tanpa mahkota.
HapusMasya Allah, kini Desa Muncar semakin terkenal berkat mas Sofi. Tentu karena keindahan alam dan produk kopi yang aku sampai penasaran seperti apa rasanya yang wow. Salut sama beliau yang ikhlas membangun desa, bersedia berbagi ilmu dan wawasannya kepada warga di sana untuk dapat maju :) Per telepon saja mbak sudah bisa menjabarkan kisahnya, hebat! Bagaimana kalau kita ke sana kapan2? Hehehe.
BalasHapusYuuk mbak kesana kapan-kapan. Kayaknya asyik ya. Telepon 1.5 jam karena aku gaptek gak bisa record jadi Mas Sofi ngomong aku nyatat mbak pakaai kertas HVS. Dapat enam halaman. Hahaha...tapi karena masih kurang infonya aku masih wa beliau untuk menjawab beberapa pertanyaan. Plus buka IG beliau dan moncar moncer. Jadi informasinya lengkap mbak
HapusMasyaallah, anak muda jadi teladan ya Mas Sofi.Aku lihat foto dengan motor yang berbalut lumpur, ini medannya pasti sulit ya, salut aku. Desa Muncar semoga semakin terkenal dan memiliki anak-anak muda yang terinspirasi dengan gerakan Mas Sofi
BalasHapusIya mbak padahal sempat sakit juga tulang belakang pas awal awal merintis di sana. Emang inspiratif ya
HapusKeren sekali nih mas Sofi bisa menjadikan desa Muncar jadi destinasi wisata. Jadinya benar-benar kembali ke kampung halaman dan membangun desa ya, mbak
BalasHapusIya bisa buat contoh generasi muda ya mbak
HapusMasya Allah, setuju, memang inspiratif... Bukan hanya kreatif, perjuangannya untuk memajukan desa muncar benar-benar patut diacungi jempol...
BalasHapusEmpat jempol ya mbak sama jempol kaki. Hahaha
HapusIni keren sekali
BalasHapusSudah jarang anak muda mau kembali ke desa
Ini nggak hanya kembali, melainkan juga banyak berbuat untuk desanya
Kece
Padahal bukan desanya loh mbak.Tapi sama-sama di Temanggung aja. Keren yaa
HapusMasyaallah, luar biasa pemuda yang seumuran anak keduaku ini. Mengubur hasrat bekerja di kota dan mengabdikan diri di desa itu adalah pilihan yang sulit, tetapi Mas Sofi berhasil menaklukkan itu dan insyaallah harapan orang tuanya dengan memberi nama Achmad Sofiyudin akan terwujud, sang pmimpin yang amanah. Amin.
BalasHapusIya bu sesuai nama yang diberikan orang tuanya ya bu....
HapusWah salut yaaa. Gak banyak mahasiswa, masih muda, kepikiran mengabdi di desa dan malah membantu membawa kemajuan. Duh senangnya di sana masih banyak persawahan. Ternyata menghasilkan kopi dan bahkan bisa menjadi jujugan wisatawan ya. Warganya juga keren karena mau terbuka dna menerima kemajuan.
BalasHapusIya Mbak April. Persawahannya keren ini. Mirip di Ubud. Jadi bisa jadi tempat wisata
HapusMasya Allah.. Keren bangeet. Jarang ya anak muda punya pikiran seperti ini. Apalagi yg punya otak encer macam mas Sofy. Biasanya dah mikir mengkayakan diri sendiri. Emang nama itu doa banget. Harapan ortunya dikabulkan.
BalasHapusSeribu satu ya Mbak Ade. Biasanya anak-anak cumlaude dan cerdas memilih kerja di gedung gedung perkantoran
HapusDesa yang penuh inovasi dan inspirasi yaa..
BalasHapusMenarik karena kini anak muda sedang menggemari kopi dan menjadi salah satu daya tarik desa Muncar.
Temanggung itu daerahnya agak gunung kalau gak salah. Sangat oke kalau buat wisata desa. Cuma kebanyakan memang pemuda milih kerja di kota. Padahal kalau mau, desa juga bisa dikembangin ya. Salut sama Mas Sofi ini
BalasHapusIya mbak. Daerah Temanggung Wonosobo emang bagus kalau buat tujuan wisata. Iya kebanyakan pemuda memilih ke kota untuk bekerja. Tak mudah meyakinkan untuk kembali ke desa
HapusSalut banget, Masyaallah benar-benar inspiratif sosoknya Mas Sofi ini. Generasi muda yang banyak mendedikasikan waktunya untuk kemajuan Desa Muncar. Pantes dapat penghargaan ASTRA SATU Indonesia.
BalasHapusHuuuaaaa... Keren banget ini mas Achmad Sofiyudin, lebih memilih pulang ke kampungnya untuk memajukan desanya ya. Alhamdulillah banget terbantukan oleh Astra, dengan begitu dia bisa mengembangkan usaha kopi.
BalasHapusBenar benar pengabdian berawal dari KKN akhirnya memang kerja yang nyata dan hasil yang dapat dimanfaatkan warga sekitar.
BalasHapusMas Sofi ini salah satu pahlawan desa nih. Di mana yang orang seusianya kebanyakan memilih merantau atau bekerja di perusahaan ternama. Mas Sofi berhati mulia, membangun desa menjadikan daya tarik tersendiri. Sunggih perjalanan berat dan oanjang untuk menjadi seperti sekarang ini.
BalasHapusSemoga Kopi Muncar dan panorama alamnya tetap memikat pengunjung.
Masya Allah, salut dengan perjuangannya di usia muda mewujudkan mimpinya sekaligus bermanfaat buat daerah sekitarnya. Butuh lebih banyak pemuda seperti Mas Sofi ini agar Indonesia ke depannya masih peduli lingkungan
BalasHapusmasya Allah, umur panjang perjuangan ya. Seneng baca artikel kayak gini. melihat pemuda kembali ke desa dan mengajak segenap masyarakat untuk bersama membangun desa itu keren banget
BalasHapusSaya berjalan terlalu jauh hingga terdampar disini
BalasHapusBanyak sekali pejuang-pejuang dari generasi di negeri ini. Semoga mereka senantiasa selalu terlindungi dibawah naungan ibu pertiwi.
BalasHapus