Dikaruniai buah hati yang menderita autis bukanlah keinginan setiap orang tua. Autis merupakan gangguan pada sistem syaraf penderita dan mempengaruhi perilaku penderita dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang menderita Autis (autism spectrum disorder) cenderung memiliki dunia sendiri. Pada beberapa kasus ia sulit berkomunikasi dengan orang lain, jika sudah memiliki ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas maka ia akan sepenuhnya fokus pada yang disukainya dan mengabaikan lingkungan sekitarnya. Anak autis berbeda dengan anak-anak pada umumnya, sehingga ia rawan dibully oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Keterbatasan pengetahuan, perasaan rendah diri karena dikaruniai anak autis menyebabkan orang tua dari anak penderita autis terkesan menyembunyikan anaknya. Padahal tak jarang anak-anak autis ini memiliki potensi dan bakat terpendam. Jika penderita autis mendapatkan perhatian, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak dapat dipastikan mereka dapat meraih prestasi, minimal bisa mencapai tahap tumbuh kembang yang nyaris menyamai anak-anak pada umumnya. Salah satu sosok yang memiliki perhatian besar pada anak-anal autis adalah Alfinia Kristiani.