Beberapa waktu yang lalu beranda Facebook penuh dengan postingan salah satu pengusaha sekaligus influencer asal Bandung yang menyebutkan kalau membeli rumah itu tidak wajib. Menurutnya rumah adalah kebutuhan tersier dan bukan kebutuhan primer. Sontak postingan facebook tersebut menuai pro dan kontra dari para followersnya. Bahkan komen di postingan tersebut sampai 800 an dan dibagikan lebih dari 500 kali.
Bukan tanpa sebab si influencer bilang kalau beli rumah itu tidk wajib. Hal ini tentu saja dilatar belakangi oleh pengalamannya yang pernah mencicil KPR namun di tengah jalan tidak mampu membayar dan hampir disita. Beliau juga mencontohkan temannya yang harus pinjam uang untuk menutupi cicilan rumahnya yang delapan juta perbulan.
Dengan berbagai alasan versi beliau, beliau tetap berpendapat bahwa jika belum mampu beli rumah secara cash tidak usah mencicil karena menurut beliau rumah tidak penting. Sebuah pendapat anti mainstream sebenarnya.
Pendapat beliau ini tentu saja beda dengan pendapat kami. Bagi kami rumah adalah kebutuhan pokok, kebutuhan primer. Jadi walau susah ya harus diusahakan. Pendidikan banyak pilihan sekolah, traveling bisa ditunda, baju dan barang branded tidak perlu, tapi rumah adalah kebutuhan utama. Bayangkan jika harus berpindah-pindah kontrakan tiap tahun atau tiap dua tahun karena rumah mau ditempati pemiliknya. Pasti sangat capek dan melelahkan. Solusinya adalah mempunyai rumah. Karena rumah adalah tempat pulang, tempat dimana semua kenyamanan berada.
Setelah menikah adikku dan suaminya langsung membeli rumah. Uangnya tentu saja pinjaman dari mertua. Setiap bulan mereka mencicil ke mertua adik. Tapi tentu saja tidak semua orang seberuntung adikku yang mencicil kepada mertua..Pak suami sendiri memutuskan KPR saat masih muda dan bujang. Ambilnya pun hanya lima tahun. Jadi saat anak pertama lahir dan berusia setahun rumah kami sudah lunas. Awalnya memang berat, harus menekan beberapa keinginan termasuk harus hemat makan dan keinginan lainnya saat itu. Tapi rumah lunas saat anak pertama kurang dari setahun adalah sebuah kelegaan tersendiri. Uang gaji bisa dialokasikan ke tempat lain.
Oya membeli rumah saat masih bujang ini juga aku ajarkan kepada sepupuku. Biasanya anak muda belum bisa mengelola keuangan dengan baik dan gaji habis begitu saja tidak bersisa. Alhamdulilah dengan mencicil rumah , keuangan lebih sehat dan terkumpul karena tidak terdorong untuk membeli hal-hal yang kurang penting.