|
Sumber : wikipedia |
Lanjut dari cerita sebelumnya ya guys . Bisa dibaca di Turki part 5. Jadi sehabis ganti kaos kaki, baju dan sepatu di pertokoan dekat Istana Topkapi aku langsung menuju ke Masjid Sultan Ahmed. Awalnya bingung lewat mana ya kalau ke Masjid. Ternyata tinggal menyeberang dari komplek pertokoan tadi.
Masuknya gratis dan tidak diminta tiket. Saat sampai disana ternyata rombonganku dah sampai di sana duluan dan bersiap berwudhu untuk sholat dhuhur. Ketemu ibuku di toilet. Dari wajahnya tampak ibuku legaaa sekali ketemu anaknya lagi. Hahaa santai uti, nggak akan hilang kok anaknya. Kalau nyasar bisa bertanya kok. Meski sudah gede, aku baru sadar buat seorang ibu kita masih dianggap anak-anak. Hihihi.
Lanjut cerita tentang Masjid Sultan Ahmed. Pertama kali ngerti masjid ini dari serial Kosem. Serial Kosem ini adalah serial lanjutan dari Magnificent Century. Di sini diceritakan saat Sultan Ahmed membangun masjid dan datang saat peresmian Masjid Biru ini.
Masjid Sultan Ahmed ini berada satu kawasan dengan Hagia Sophia. Jadi kayak berhadap-hadapan gitu. Saat kita antri memasuki Hagia Sophia, tampak dengan jelas masjid biru ini di seberang. Seperti foto yang kuambil saat antri di Hagia Sophia pagi-pagi.
Masjid Sultan Ahmed disebut masjid biru karena ubinnya. Julukan Masjid Biru tersemat karena interiornya yang menakjubkan, yang dilapisi dengan lebih dari 20.000 ubin Iznik buatan tangan. Iznik sendiri merupakan kota Anatolia yang terkenal dengan tembikar tradisionalnya, ubin keramik Iznik di Masjid Biru ini berwarna pirus.
Tingkat atas Masjid Biru yang disebut kembaran Hagia Sophia ini juga dicat biru. Hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa Masjid Sultan Ahmed disebut Masjid Biru. Ubin biru itu menampilkan lebih dari lima puluh desain tulip yang berbeda. Motif lainnya termasuk pohon cemara, mawar dan buah-buahan yang membangkitkan visi surga yang melimpah.