Hari minggu 13 September jam 12 siang kami sudah bersiap dari rumah. Anak-anak sudah antusias dari pagi. Sebenarnya pesawat kami boarding jam lima sore lebih. Tapi karena khawatir jalanan macet akhirnya kami berangkat jam 12.
Taksi express yang membawa kami melaju dengan cepat. Karena hari Minggu jalanan lancar dan lengang. Akhirnya jam satu lebih kami sudah tiba di terminal tiga. Huaaa alamat kelamaan nunggu di bandara nih. Karena sudah check in melalui web, kami tidak perlu antri check in. Cukup scan barcode yang ada di smartphone kita dan boarding pass langsung tercetak.
Waah ngapain aja ya empat jam di bandara? Di saat seperti ini smartphone serasa dewa penyelamat. Aku mengisinya dengan ngeblog. Si ayah browsing dan anak-anak sibuk main troli.
Selesai ngeblog dan capek bermain anak-anak minta makan. Tersedia beberapa restoran di bandara. Namun harganya tentu saja jauh lebih mahal. Buat yang ingin irit bisa membeli makanan siap saji seperti KFC di jalan dan memakannya di bandara. Dont worry. ..gak dilarang kok makan di bandara pakai kotak KFC. Asal gak malu aja. Untuk yang memiliki kartu debit prioritas bisa istirahat dan menunggu di lounge yang tersedia sambil makan di sana. Di terminal tiga ini lounge nya terbatas untuk kartu debit prioritas. Buat pemilik kartu kredit platinum lounge nya ada di terminal 2. Jadi kalau nggak punya kartu debit bank prioritas mending beli makan di restoran saja.
Selesai makan ternyata di terminal tiga sedang ada shooting film. Jadi deh kita nonton syuting. Nggak terasa waktu sudah jam tiga aja. Sambil menunggu boarding kita bisa melihat-lihat toko souvenir yang ada di sana dan sholat Ashar.
Jam empat kami memasuki gate. Masih ada waktu sejam untuk menunggu. Pas bengong bule sebelah ngajak ngobrol. Namanya Ana. Bule asli Belanda yang kerja di Singapura dan habis menengok suaminya di Jakarta. Si Ana ini LDR dengan suaminya. Ana di Singapura dan suaminya di Jakarta. Setiap weekend Ana pergi ke Jakarta. Dia bilang biaya hidup di Singapura saat weekday lebih mahal daripada biaya hidup weekend di Jakarta. Jadi setiap weekend dia pulang ke Jakarta. Kami ngobrol ngalor ngidul. Nggak terasa sampai satu jam. Baju tiba-tiba serasa kekecilan saat dia bilang bahasa Inggrisku bagus. *Langsung geer dot kom*. Anak-anak yang lagi belajar bahasa Inggris juga seneng karena bisa praktek. Dikasih coklat juga krucils sama si Ana. hihihi..
Saat di pesawat sebelahku juga bule. Nggak tidur karena si bapak ngajak ngobrol. Beliau ini businessman asal Belanda yang kerja di Singapura. Dia juga LDR karena anak dan istrinya tinggal di Jakarta. Biaya hidup di Singapura mahal, itu sebabnya dia memilih bolak-balik Jakarta Singapura setiap weekend.
Pukul 08.10 waktu Singapura pesawat kami mendarat. Kami segera menuju imigrasi. Karena sudah malam, imigrasi lumayan sepi. Si ayah berada di baris paling pojok. Selanjutnya duo krucils dan aku di barisan sebelahnya. Duo krucils dan aku bisa melewati imigrasi dengan sukses. Tapi tidak dengan si ayah. Dia diajak ke tempat investigasi dan diperiksa. Aduuh deg-degan deh jadinya. Kayaknya karena dikira paspor dan orangnya tidak cocok. Si ayah wajahnya mirip Cina tapi namanya nama muslim. Jadi dibawa ke tempat investigasi buat dicocokin paspor dll nya. Aduuh bikin deg-degan saja.
Sepuluh menit kemudian si ayah keluar dari tempat ivestigasi dan kami langsung menuju terminal kedatangan. Di sana sudah ada beberapa taxi. Tertulis biaya taxi untuk sampai ke kota. Kira-kira 20 dolar di waktu biasa dan 30 dolar di peak hour. Sebenarnya kami bisa naik MRT sampai ke hostel. Namun karena waktu sudah malam, kami memutuskan naik taxi saja karena kasihan anak-anak. Biayanya 29,5 dolar sampai depan hostel karena peak hour atau Minggu malam. Oke deh...Untuk hostelnya di postingan selanjutnya ya.
Waaah kemarin juga sempat nunggu lama di bandara.Tapi nggak terasa sih.Soalnya aayik mengejar-ngejar Elang yang lari-lari.
BalasHapusAaaaa.....jadi pengiiin.Kapan ya aku jalan-jalan keluar negeri.
BalasHapusNabung nabung ....yuk Tante Ike nabung duluu...bisa jjs keluar negeri.
BalasHapusWaaah kalau ngejar Elang lari-lari sih nggak terasa lama...Coba bengong.Pasti terasa lama.Hihi...
BalasHapus