Liburan lebaran kali ini benar-benar seru dan meyenangkan buat kami. Dari Jakarta kami berkeliling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menyusuri beberapa kota, menikmati keindahan berbagai tempat wisata dan mencicipi beberapa macam kuliner sepanjang perjalanan.
Salah satu tempat wisata yang kami kunjungi adalah Kampung Coklat. Kampung Coklat terletak di Desa Plosorejo Kademangan kabupaten Blitar. Liburan kali ini terasa berbeda, karena di Jakarta biasanya kami hanya liburan berempat dengan krucils. Namun kali ini liburannya lebih seru ditemani dua sepupu krucils dari Malang.
Memasuki Kampung Coklat tampak beberapa tulisan sejarah perjalanan tanaman coklat di Indonesia yang di tempel di dinding. Selain itu tampak biji coklat kering yang terdapat dalam beberapa karung yang terletak di lorong pintu masuk.
Biji coklat kering |
Selanjutnya kita akan bertemu loket pintu masuk. Setiap pengunjung yang masuk dikenakan biaya lima ribu rupiah. Karena musim liburan lebaran pengunjungnya tumpah ruah. Jadi kami harus menunggu saat pengunjung sepi agar bisa berfoto dengan leluasa. Spot pertama yang kami datangi adalah bibit tanaman coklat. Tanaman coklat ini diletakkan di dalam beberapa pot kantong plastik. Anak-anak tampak antusias mengamati tanaman coklat yang masih pendek ini.
Bibit coklat |
Melihat tanaman cokelat dari dekat |
kampung coklat |
Di sini selain bisa melihat dari dekat tanaman coklat, saya juga bisa menerangkan tentang tanaman coklat itu sendiri. Dari mana dia berasal, negara mana penghasil coklat terbesar sampai kepada proses menjadi coklat enak kesukaan mereka yang biasa mereka makan. Faris , Devin dan Jeihan serta Azka sepupunya tampak sangat senang.
COOKING CLASS
Puas mengamati tanaman coklat, anak-anak menuju ruangan cooking class. Di sini anak-anak bisa belajar menghias permen coklat. Masing-masing anak diberi coklat dan mereka bebas menghias dengan kreasi mereka sendiri. Anak-anak dituntut kreatif untuk membuat permen coklat sesuai bentuk yang mereka inginkan. Waah...anak-anak suka banget. Nantinya coklat yang sudah selesai dihias ditimbang beratnya. Setelah membayar sejumlah berat coklat yang dihias, coklat bikinan mereka boleh dibawa pulang. Asyiiiik....
Puas menghias anak-anak bisa menikmati berbagai macam makanan dan minuman yang terbuat dari coklat. Ada minuman coklat seharga 5 ribu pergelas, ada es krim coklat, bahkan ada mie goreng dan nasi goreng rasa coklat. Semuanya bisa dinikmati sambil duduk-duduk kursi di bawah rimbunnya pohon coklat. Woow...
Rimbunnya pohon cokelat |
Antri minuman cokelat |
Anak-anak tampak menikmati jalan-jalan kali ini. liburan kali ini tidak sekedar jalan-jalan namun ada unsur edukatifnya. Anak-anak bisa mengenal tanaman coklat makanan kesukaan mereka dari dekat. Bisa menghias permen coklat dan sebagainya.
Pulangnya kita mampir ke toko oleh-oleh dulu untuk membeli beberapa produk olahan coklat. Waah lucu-lucu banget. Gak kalah deh sama beli coklat di Belgia beberapa tahun lalu. Selain produk olahan coklat, juga ada kaos dan souvenir berupa gantungan kunci, tempelan kulkas dan gelas bertuliskan kampung coklat.
aneka olahan coklat lucu |
aneka olahan coklat lucu |
Harga coklat ini bervariasi. Dari sekotak coklat seharga 24 ribu berisi 4 buah coklat sebesar permen, coklat seharga 10 ribu, sampai sekotak coklat isi 3 toples seharga 126 ribu rupiah. Untuk gantungan kunci harganya bervariasi antara 5 ribu sampai 10 ribu rupiah.
Pulangnya kami membeli 4 buah bibit tanaman coklat untuk di tanam di rumah eyangnya Faris dan Devin di Blitar. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil coklat terbesar ketiga di dunia. Semoga dengan langkah kecil setiap orang ikut menanam bibit coklat semoga negara Indonesia bisa menjadi penghasil coklat nomor dua atau bahkan nomor satu di dunia.
Wisata Kepuauan Riau
Berbicara tentang Riau, salah satu impianku adalah bisa berlibur ke Pulau Sumatra. Wisata ku ke Pulau Sumatra baru ke Pulau Bangka. Itu pun saat kelas dua SMA karena om ku menikah dengan orang sana. Saat itu beruntung bisa mengunjungi beberapa pantainya yang indah.
Jadi jika ada kesempatan berkunjung ke Riau kami ingin mengunjungi Pantai Pelawan. Pantai yang terletak di Ujung Balai Karimun ini memiliki pasir putih yang indah, batu besar dan Pantai Mangrove di sekitarnya. Pasti anak-anak yang suka berenang dan bermain di Pantai akan menikmatinya.
"Tulisan ini diikutsertakan pada #1stGALinaSasmita
mie goreng rasa coklat gimana rasanya yak, jadi pengen nyobain ni :D
BalasHapusPenasaran sama mie coklatnya???? Udah Penasaran banget mau kesini dari dulu tapi selalu tertunda, hmmm kayaknya makin booming n makin rame ya mba
BalasHapusWiii.....puas ya mbak mudik lama bisa jalan2 ke tempat seru
BalasHapuswah aku pasti suka ke sana secara suka banget dg coklat
BalasHapusYa Allah padahal kemaren ngelewatin Blitar lo telat deh aku baca postingan ini. Keren bgt tempatnya..jd nyesel ih :(
BalasHapuspuas banget ya liburan di kampung coklat, bisa makan coklat :)
BalasHapusPuaas.. makan coklat ya mbak nung..
BalasHapusMurmer tenaaann
Puaaaaas bangeet dik.Liburan murah meriah.
BalasHapusIya mbak Lidya.Puas makan coklaaat.
BalasHapusIya mama Tiraa.Puas lho kalau kesana.Banyak coklaaat...
BalasHapusAyo mbak cobain.Rasanya aneh aneh manis gimanaa gituuu.Hihi....
BalasHapusIya kayaknya kampung coklat lagi booming mbak.Parkirannya penuuh dan rame bingits.Ke sana yuk biar gak penasaran.
BalasHapusPasti dooong mbak Arin...
BalasHapusWaaah lewat Blitar ya mbak Muna.Harusnya mampir sekalian ya.Hihi...sekalian jalan jalan gitu.Kapan-kapan lagi aja samperin lagi
BalasHapusBaru tau ada rumah coklat selengkap ini. Terima kasih sudah ikutan Mbak.
BalasHapusSama-sama Mbak Linaa
BalasHapusMudik merupakan tradisi yang seru dan menyenangkan, meskipun harus . Menghabiskan liburan tidak harus selalu ke tempat yang jauh dan mahal, lho.
BalasHapusIya Mas...mudik dan jalan-jalan ke tempat dekat rumah tidak kalah menyeanangkan.
BalasHapus[…] Selain itu ada juga minuman coklat. Kalau yang ini aku suka. Penggemarnya juga cukup banyak. Terbukti antrean panjang saat aku membelinya. Terlepas dari semuanya berkunjung ke Kampung Coklat menyenangkan sekali. Ceritanya sudah pernah kutulis disini. […]
BalasHapus