Kamis 29 Mei 2014 kami memutuskan untuk pergi ke Jungle Land . Tentu saja memanfaatkan tiket gratisan.Meskipun bersiap-siap dari pagi nyatanya mobil baru meninggalkan rumah pukul 9 pagi lebih sedikit. Sebelum sampai di tempat, mobil kami sempat berputar-putar di area Sentul selepas keluar tol Sentul. Ternyata GPS nya salah. Area Jungle Land ditunjukkan ke arah perumahan. Tampaknya si bapak satpam penjaga gerbang sudah sering menemui kasus serupa. "Mau ke Jungle Land ya Pak? Bapak putar arah..bla..bla....Banyak yang nyasar kesini Pak." kata nya.
Setelah mengikuti arah yang ditunjukkan Pak satpam kami tiba disana. Pukul sebelas siang kami tiba. Hari amat panas meskipun Gunung Salak tampak di kejauhan. Parkiran penuh sekali. Maklum hari libur. Jadi kami parkir agak jauh dari loket pintu masuk. Keluar mobil sudah banyak para tukang ojek untuk mengantarkan kami sampai ke pintu loket. Meskipun panas, kami memutuskan berjalan kaki saja. Selain olah raga, topi yang dibawa dari rumah buat ayah dan anak-anak dan kaca mata hitamku mampu melindungi dari panas. Hihi..padahal sih maksudnya irit gitu looh.
Setelah berjalan beberapa waktu tampak bola dunia bertuliskan Jungle Land. Langsung deh terbayang bola dunia Universal Studio Singapura. Bedanya yang ini terbuat dari besi dan seperti rangka bola dunia. Selain itu tempat masuk dan jalan menuju ke loket penjualan juga mirip dengan jalan masuk di Universal Studio. Berasa di Singapura rasa Indonesia.
Saat memasuki area ada tulisan dilarang membawa makanan dan minuman. Masing-masing tiket dibawa sendiri-sendiri. Karena hari libur, jadi lumayan banyak juga yang antri masuk. Sampai di dalam sudah ada petugas Jungle Land seperti di Universal Studio yang mengabadikan gambar kita. Nantinya gambar tersebut boleh dibeli atau tidak dibeli. Setelah narsis sok gaya di depan petugas yang memotret kita, kita langsung melanjutkan perjalanan. Wahana pertama yang dituju adalah wahana Mini Tower. Kami naik tinggi lalu turun berulang kali. Sayang nggak ada foto dari kamera pribadi. Penampakannya seperti ini.
Waah...aku yang aslinya takut aktifitas adrenalin tinggi teriak-teriak. Sampai si ayah bilang " Nggak usah teriak-teriak, malu ". Hihi..gimana nggak teriak emang rasanya jantung mau copot.
Kemudian anak-anak menuju arena bermain anak-anak. Mereka mencoba wave swinger untuk anak-anak. Kalau di Dufan namanya Ontang-anting deh kayaknya. Anak-anak tampaknya menikmati permainannya.
Krucils and Wafe Swinger |
Puas menikmati Wafe Swinger anak-anak minta ke rumah hantu. Aduh antriannya panjang sekali. Kita dimasukkan ke dalam ruangan yang dibuat tua dan kumuh dan antri disana. Karena pengunjung berjubel rasanya panas dan gerah sekali. Namun disediakan beberapa kipas angin besar di dalam ruangan. Tempatnya pun tidak begitu terang. Setelah sampai di antrian terdepan kita akan menaiki kendaraan terbuka untuk empat orang yang berjalan di atas rel dan mengitari rumah hantu. Tampak kanan kiri hantu jadi-jadian. Di ujung sebelum pintu keluar ada manusia beneran yang memakai pakaian kuntilanak dan membuat kaget serta berteriak pengunjung.Pokoknya seru.
Karena sudah jam dua belas lebih anak-anak kelaparan. Kita segera menuju FoodYard untuk makan siang. Sebelum masuk kita diberi kartu pesanan oleh petugas jaga. Tempat makannya terdiri dari beberapa gerobak dan kedai makanan. Kita tinggal pilih mau makanan apa dan kartu akan dicap oleh pemilik gerobak atau kedai. Nanti bayarnya di kasir. Kisaran harganya dua puluh lima ribu sampai tiga puluh lima ribu untuk seporsi kecil nasi atau siomay. Minuman bervariasi dari sepuluh ribu untuk aqua dan teh botol sampai dua puluh ribuan untuk macam-macam es. Buat yang doyan makan , siapkan dana lebih untuk makan dua porsi karena porsinya kecil.
Puas makan acara dilanjutkan. Kali ini kami berbeda tujuan. Faris dan ayahnya ke area yang butuh adrenalin tinggi, sedangkan aku dan Devin ke area yang tidak terlalu menakutkan.
Sebenarnya yang antri disini kebanyakan remaja dan dewasa. Tinggi minimal adalah 130 cm. Meskipun anak-anak, namun tinggi Faris cukup. Jadilah dia satu-satunya anak-anak yang berani naik wahana ini. Melihatnya saja aku ngeri. Selain wahana ini Faris dan ayahnya naik wahana satu lagi yang tidak kalah menyeramkan. Aku lebih memilih mengantar Devin naik wahana Bom-Bom car untuk anak-anak dan berbagai wahana anak-anak lainnya sambil menunggu Faris selesai dengan permainannya.
Setelah puas dengan permainan masing-masing, kami bertemu di area pertunjukan. Sedang ada pertunjukan di sana. Padahal hari panas terik. Aku saja sambil picingin mata untuk melihat kalau nggak pakai kaca mata hitam. Hebat banget ya yang nari. Tahan panas. Ada bermacam-macam pertunjukan disana. Ada tari-tarian, Super Hero bahkan karaker film Frozen .
Hari sudah semakin siang menjelang sore. Kami berempat memutuskan naik Bianglala. Dari atas tampak keindahan Jungle Land. Artis-artis pertuinjukan juga tampak jelas dari atas. Sebenarnya dari Bianglala kami ingin naik wahana semacam air terjun Niagara tapi kecil. Namanya apa ya? Curah jeram atau apa ya? Lupa. namun karena dari atas tampak antrian yang mengular, kami tidak jadi naik wahana tersebut.
Tujuan kami berikutnya adalah Harvest Time. Berada di Zona Tropicalia. Wahana ini bisa untuk anak-anak dan dewasa dengan tinggi minimal 130 cm. Yah...semacam roller coaster kecil. Menaiki wahana ini cukup membikin aku teriak-teriak sambil merem dan nggak berani lihat bawah. Hehe...btw secara keseluruhan lumayan seru.
Cuaca masih panas. Kami menghabiskan berbotol-botol minuman. Tapi anak-anak belum puas bermain. Mereka melanjutkan permainan di wahana pilihan mereka. Hari sudah semakin sore. Tiba-tiba gerimis turun. Masih ada banyak tempat yang belum dikunjungi. Ada beberapa wahana yang belum dinaiki. Tapi waktu sudah menunjukkan jam setengah enam sore. Jungle Land tutup jam enam sore.Kami harus segera pulang. Sebuah hari yang menyenangkan kata anak-anak.